Cerita mantel kulit dan cambuk kulit

Hari ini saya membaca cerita yang bermakna ini, itu membuat saya mengerti mengapa Tuhan harus melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelamatkan orang sepenuhnya.

Pada musim dingin di utara, seorang asing datang ke sini, dan tersesat di hutan suatu hari. Ketika dia lelah karena kelaparan dan kedinginan, dia duduk dan beristirahat, tetapi hentian ini akan membiarkannya mengahdapi kebahayaan dibeku sampai mati. Tapi dia sudah tiada sadar, dan bahkan tidak tahu bahwa dia akan menemukan sebuah rumah kalo dia berjalan ke depan untuk sekejap lagi. Pada saat ini, orang yang baik hati melewati, dan melihat bahwa dia akan dibekukan sampai mati, dia melangkah maju dan berkata  “Bangun, maju, dan kamu akan sampai di rumah.” Tapi orang asing itu tidak bisa bangun, meringkukkan dan menggigil di sana, orang yang baik hati itu melihat dari matanya bahwa dia ingin mendapatkan perhatian orang lain. Mungkin dia membutuhkan mantel kulit agar memperoleh  kehangatan. Orang itu memuaskannya dan memberinya mantel kulit. Ketika orang asing menerima mantel kulit, dia sangat berterima kasih kepada orang yang baik hati itu, tetapi dia tidak segera bangun dan berjalan maju, tetapi ingin menunggu tubuhnya menghangat dan berjalan. Dia tidak tahu bahwa dalam cuaca minus tiga puluh derajat ini, satu mantel kulit tidak bisa menyelamatkan hidupnya, karena apa yang dia butuhkan sekarang adalah  bangun dan bergerak, sehingga darah dalam tubuh dapat bersirkulasi dan membawa kehangatan kepadanya. Dia terus duduk di sana dalam mantel kulit, semakin dia meringkuk, semakin dia merasa kedinginan.

Semakin dingin semakin dia meringkukkan tubuhnya, wajah memucat dan bibir berubah ungu seketika itu. Pada saat ini, pemilik mobil lain yang mengemudikan kereta datang. Pemilik mobil berkuda yang berpengalaman ini melihat situasi di depannya dan tahu bahwa orang ini akan mati dibekukan. Bahkan jika dia membawanya ke mobil berkuda, dia mungkin mati sebelum sampai rumah, pemilik mobil berkuda tahu bahwa tidak ada gunanya membujuknya saat ini, karena dia sudah mati rasa, sehingga pemilik mobil berkuda mengambil cambuk kulit dan memukul orang yang hampir mati dengan ganas, memarahi dan memukuli beberapa kali. Setelah itu, orang asing mulai memiliki sedikit rasa, dia melihat pemilik mobil berkuda, pemilik mobil berkuda terus mencambuknya, orang asing itu marah, dia  berdiri untuk melawan pemilik mobil berkuda, tetapi pemilik mobil berkuda bergegas dan berlari jauh dari kereta, dan orang asing itu mengejar  pemiliki mobil kereta di belakangnya. Dia ingin meraih pemilik mobil kereta dan memukulinya dengan keras. Dia berlari dan berlari , tiba-tiba dia berasa hangat, dan juga bersadar. Dia melihat rumahnya tidak jauh.  Asap rumahnya mengepul dari atap. Pada saat ini, dia tiba-tiba mengerti,  ketika dia melihat pemilik mobil di depannya, dia tidak marah lagi. Meskipun dia masih memiliki rasa sakit di tubuhnya, tapi dia bersyukur, karena dia tahu bahwa cambuk pemilik mobil itu menyelamatkannya, sehingga dia bisa kembali ke rumah..

Setiap orang yang selesai membaca cerita akan merasa gembira untuk orang asing  ini, karena dia cukup beruntung bertemu dengan pemilik mobil, yang menyelamatkan hidupnya dengan cara yang luar biasa ini. Pada saat yang sama, cerita ini juga memberi tahu kita bahwa ketika Anda menemukan sesuatu, jangan gunakan pikiran manusia untuk mengukurnya, karena ada kisahnya di balik semuanya. Ini seperti orang pertama yang antusias dalam cerita memberi orang asing mantel bulu. Orang asing itu sangat berterima kasih, tetapi mantel bulu hanya bisa memberinya kehangatan sementara. Seiring waktu, dia akan membeku sampai mati dan mantel bulu tidak bisa menyelamatkan hidupnya. Pemilik mobil menggunakan cambuk untuk mencambuk orang asing.  Ini tidak sesuai dengan gagasan manusia, tetapi ia telah menyelamatkan hidupnya. Hal ini memungkinkan kita untuk memahami bahwa apa yang sejalan dengan gagasan manusia belum tentu adalah terbaik, sebaliknya cara dan metode yang orang tidak terima dan tidak sejalan dengan konsep manusia dapat membawa manfaat lebih besar kepada orang. Ini mengingatkan saya pada saudara-saudari yang masih berpegang pada kasih karunia dalam iman kepada Tuhan. Ketika mereka mendengar tentang kedatangan Tuhan Yesus — Tuhan Yang Mahakuasa datang untuk melakukan pekerjaan penghukuman dan penghakiman, beberapa saudara dan saudari tidak akan menerimanya, karena mereka berpikir bahwa Tuhan adalah kasih sayang dan belas kasihan, dan Tuhan adalah Tuhan yang menganugerahkan rahmat dan berkat kepada manusia, Tuhan tidak bisa melakukan pekerjaan penghakiman. Jika Tuhan menghakimi semua orang, bukankah manusia akan dikutuk? Bukankah semua orang akan mati ketika dihakimi? Dengan pegangan gagasab ini, mereka menolak pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Apakah pandangan kita ini benar?

Di Zaman Kasih Karunia, semua orang percaya yang percaya kepada Tuhan menerima keselamatan Tuhan Yesus dan menerima rahmat Tuhan Yesus yang tidak ada habisnya, sehingga lama kelamaan orang berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan yang memberi rahmat kepada manusia. Oleh karena itu, mereka mendefinisikan bahwa Tuhan akan selalu kasih sayang, belas kasihan, memberikan rahmat dan berkah kepada manusia, sehingga ketika mereka mendengar bahwa Kristus akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan firman untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan hukuman, mereka mencoba yang terbaik untuk menyangkalnya dan menolak untuk menerimanya. Tetapi apakah kita pernah berpikir bahwa apa yang Tuhan Yesus lakukan di Zaman Kasih Karunia hanyalah setahap pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan orang-orang pada zaman itu. Karena pada periode akhir Zaman Hukum Taurat, orang tidak dapat menegakkan hukum dan akan dihukum mati oleh hukum. Dalam latar belakang ini, Tuhan berinkarnasi menjadi manusia untuk melakukan pekerjaan keselamatan di Zaman Kasih Karunia dalam nama Tuhan Yesus, Dia sendiri yang dipakukan di kayu salib sebagai korban penghapus dosa kekal bagi manusia, dan dia menganugerahkan kasih karunia yang tiada habisnya kepada manusia. Meskipun dosa-dosa manusia diampuni oleh Tuhan Yesus, tetapi akar sifat dosa manusia belum dihapuskan. Orang-orang masih hidup dalam situasi berdosa di siang hari dan mengakui dosa-dosa mereka di malam hari. Mereka semua berdosa tanpa sadar dan tidak berdaya untuk menyingkirkan ikatan dosa. Dengan hanya menikmati anugerah dan belas kasihan Tuhan Yesus, sifat berdosa manusia tidak dapat disingkirkan, dan manusia masih harus mengalami pekerjaan Tuhan yang lebih dalam supaya diselamatkan.

Tuhan Yang Mahakuasa juga berfirman: “Tuhan telah menjalankan tahap pekerjaan kasih karunia dalam daging, dan telah memberikan berkat-berkat materi kepada manusia—tetapi manusia tidak bisa disempurnakan dengan kasih karunia, kasih, dan kemurahan saja. Dalam pengalaman-pengalamannya, manusia menjumpai sejumlah kasih Tuhan, dan melihat kasih dan kemurahan Tuhan. Namun setelah mengalaminya selama beberapa waktu, ia melihat bahwa kasih karunia dan kasih dan kemurahan-Nya tidak mampu membuat manusia sempurna. Serta tidak mampu menyingkapkan apa yang rusak dalam diri manusia, tidak mampu menghilangkan watak manusia yang rusak, maupun menyempurnakan kasih dan imannya. Karya kasih karunia Tuhan adalah karya satu periode, dan untuk mengenal Tuhan, manusia tidak dapat mengandalkan pada menikmati kasih karunia Tuhan.” Firman Tuhan memberi tau kita bahwa manusia hanya menikmati berkah anugrah. Walaupun tubuh manusia nyaman dan menyenangkan, itu juga sejalan dengan gagasan manusia. Namun, hanya kasih sayang dan anugrah yang memberkati manusia yang tidak bisa membuat manusia mengenal Tuhan dan disempurnakan. Karena selama sifat yang rusak pada manusia tidak disingkirkan, maka manusia masih milik Iblis, dan mereka yang menjadi milik Iblis tidak bisa diselamatkan. Jika Anda ingin menyingkirkan watak rusak Iblis dan mencapai keselamatan, Anda hanya dapat menerima pekerjaan penghakiman dan hukuman yang dilakukan oleh Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.

Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: “Jadi melalui apa kesempurnaan manusia bisa dicapai? Melalui watak-Nya yang benar. Watak Tuhan terutama terdiri dari kebenaran, murka, keagungan, penghakiman, dan kutukan. Penyempurnaan-Nya akan manusia terutama dicapai melalui penghakiman. Sejumlah orang tidak paham, dan bertanya mengapa Tuhan hanya bisa menjadikan manusia sempurna melalui penghakiman dan kutukan. Mereka berkata. “Jika Tuhan mengutuk manusia, bukankah manusia akan mati? Jika Tuhan menghakimi manusia, bukankah manusia akan terhukum? Lalu bagaimana ia masih bisa disempurnakan?” Demikianlah perkataan orang yang tidak mengenal pekerjaan Tuhan. Yang Tuhan kutuk adalah ketidaktaatan manusia, dan yang dihakimi-Nya adalah dosa-dosa manusia. Walaupun Dia berbicara dengan keras, dan tanpa memperhatikan perasaan sedikit pun, Dia mengungkapkan segala sesuatu yang ada di dalam diri manusia, dan melalui perkataan yang keras ini Dia mengungkapkan apa yang penting di dalam diri manusia. Namun, melalui penghakiman seperti itu, Dia memberi manusia pengetahuan yang besar akan hakikat kedagingan, dan dengan demikian manusia tunduk kepada ketaatan di hadapan Tuhan. Daging manusia itu berdosa, berasal dari Iblis, tidak taat, dan merupakan sasaran hajaran Tuhan—jadi, untuk memungkinkan manusia mengenal dirinya sendiri, perkataan penghakiman Tuhan harus dijatuhkan atasnya dan harus digunakan berbagai jenis pemurnian; barulah saat itu pekerjaan Tuhan bisa efektif.”

Firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan jelas memberitahu kita bahwa pada akhir zaman, Tuhan menggunakan firman untuk menghakimi dosa manusia dan menghukum pemberontakan manusia. Meskipun dosa manusia diampuni melalui keselamatan Tuhan Yesus, tetapi sifat dan esensi kerusakan manusia masih ada di dalamnya. Mereka akan sering berbuat dosa dan tidak bisa membebaskan diri dari hidup dalam dosa, dan pada akhirnya mereka akan tetap menjadi sasaran untuk ditelan Iblis, dan akhir mereka adalah kebinasaan. Jadi, kedatangan Tuhan untuk bekerja di akhir zaman adalah melakukan tahap pekerjaan penghakiman dan penghukuman dengan melalui ungkapan firman terhadap sifat rusak manusia, yaitu pekerjaan yang lebih tinggi dan lebih baru dari Zaman Kasih Karunia. Firman penghakiman dan hajaran Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan sifat dan esensi pemberontakan dan perlawanan manusia kepada Tuhan, sehingga manusia dapat mengenali dosa mereka dan menerima penghakiman dan hukuman Tuhan. Dengan memahami watak rusak Iblis dalam diri manusia, pandangan lama orang-orang tentang kehidupan, nilai, dan sudut pandang hal-hal berubah secara bertahap. Ketika firman Tuhan bekerja dalam diri manusia, manusia tidak lagi hidup menurut watak Iblis, tidak lagi melawan, memberontak dan mengkhianati Tuhan, tetapi bisa mengenali Tuhan dan menjadi orang yang menaati Tuhan. Dengan melalui pekerjaan penghakiman dan penghukuman Tuhan, manusia akan disucikan dan watak mereka akan diubah, dan mereka akhirnya akan diperoleh oleh Tuhan dan diselamatkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, pekerjaan penghakiman dan penghukuman Tuhan adalah keselamatan terbaik dan cinta sejati untuk manusia.

Rekomendasi kepada Anda: apa arti keselamatan

Tinggalkan komentar