Sang Juruselamat Telah Datang Kembali(02)

Dua cara kedatangan Tuhan Yesus kembali

Nubuat-nubuat Alkitab tentang kedatangan Tuhan kembali tidak hanya mencakup kedatangan-Nya di depan umum di atas awan, tetapi juga kedatangan-Nya secara diam-diam, seperti pencuri. Jadi, bagaimana kedua nubuat ini akan digenapi? Jika kita hanya menantikan kedatangan Tuhan di atas awan, tetapi mengabaikan nubuat tentang kedatangan-Nya seperti pencuri, apakah kita dapat menyambut kedatangan Tuhan?

Nubuat tentang Kedatangan Tuhan Secara Diam-diam

Karena itu hendaklah engkau juga bersiap sedia, karena Anak Manusia datang di waktu yang tidak engkau duga” (Lukas 12:40).

Karena itu ingatlah bagaimana kamu telah menerima dan mendengar, dan berpeganglah teguh, dan bertobat. Jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang kepadamu bagaikan pencuri dan engkau tidak akan tahu kapan waktunya Aku akan datang kepadamu” (Wahyu 3:3).

Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri. Diberkatilah ia yang berjaga-jaga dan menjaga pakaiannya, supaya ia tidak berjalan dengan telanjang, dan dan jangan sampai kemaluannya terlihat” (Wahyu 16:15)

Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku” (Wahyu 3:20).

Dan pada tengah malam terdengar teriakan, ‘Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya‘” (Matius 25:6).

Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini” (Lukas 17:24-25).

Nubuat tentang Kedatangan Tuhan di Depan Umum

Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin” (Wahyu 1:7).

Dan saat itulah akan muncul tanda Anak Manusia di langit: dan kemudian semua suku bangsa di bumi akan meratap, lalu mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar” (Matius 24:30).

Firman Tuhan yang Relevan

Selama ribuan tahun, manusia telah begitu rindu untuk dapat menyaksikan kedatangan sang Juruselamat. Manusia sangat rindu melihat Yesus sang Juruselamat di atas awan putih, saat Ia sendiri turun ke antara mereka yang selama ribuan tahun telah merindukan dan mendambakan-Nya. Manusia telah merindukan agar sang Juruselamat datang dan bersatu kembali dengan umat-Nya, yakni, agar Yesus sang Juruselamat datang kembali kepada orang-orang yang telah dipisahkan dari-Nya selama ribuan tahun. Manusia berharap Ia akan melakukan lagi pekerjaan penebusan yang dahulu dilakukan-Nya di antara orang Yahudi, akan berbelas kasihan dan mengasihi manusia, akan mengampuni dosa manusia, menanggung dosa manusia, dan bahkan menanggung segala pelanggaran manusia serta membebaskan manusia dari dosa. Mereka merindukan Yesus sang Juruselamat tetap sama seperti sebelumnya—Juruselamat yang dicintai, manis, dan dipuja, yang tak pernah murka terhadap manusia, dan tak pernah mencela manusia. Juruselamat ini mengampuni dan menanggung semua dosa manusia, dan bahkan mati di atas kayu salib bagi manusia sekali lagi. Semenjak Yesus pergi, murid-murid yang mengikuti-Nya, dan semua orang kudus yang diselamatkan berkat nama-Nya, terus merindukan-Nya dan menantikan-Nya dengan penuh harap. Semua orang yang diselamatkan oleh kasih karunia Yesus Kristus selama Zaman Kasih Karunia menanti-nantikan datangnya hari kesukaan di akhir zaman, saat Yesus sang Juruselamat datang di atas awan putih dan menampakkan diri di antara manusia. Tentu saja, ini juga keinginan semua orang yang menerima nama Yesus sang Juruselamat saat ini. Di seluruh alam semesta, semua orang yang mengenal keselamatan dari Yesus sang Juruselamat sangat mendambakan kedatangan Yesus Kristus yang tiba-tiba, untuk menggenapi firman-Nya ketika berada di bumi: “Aku akan datang dengan cara yang sama seperti Aku pergi.” Manusia percaya bahwa setelah penyaliban dan kebangkitan, Yesus kembali ke surga di atas awan putih, lalu mengambil tempat-Nya di sebelah kanan Yang Mahatinggi. Manusia beranggapan bahwa dengan cara yang sama, Yesus akan turun, sekali lagi di atas awan putih (awan ini mengacu pada awan yang dinaiki Yesus waktu Ia kembali ke Surga), ke antara orang-orang yang sangat mendambakan-Nya selama ribuan tahun, dan bahwa Ia akan mengambil rupa orang Yahudi dan mengenakan pakaian mereka. Setelah menampakkan diri kepada manusia, Ia akan mengaruniakan makanan kepada mereka, dan membuat aliran-aliran air hidup menyembur bagi mereka, dan akan hidup di antara manusia, penuh kasih karunia dan kasih, hidup dan nyata. Demikian seterusnya. Namun, Yesus sang Juruselamat tidak melakukan hal ini; Ia melakukan hal yang bertentangan dengan pemahaman manusia. Ia tidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan tidak menampakkan diri kepada semua manusia sembari mengendarai awan putih. Ia sudah datang, tetapi manusia tidak mengenali-Nya, dan tetap mengabaikan -Nya. Manusia hanya menantikan-Nya tanpa tujuan, tanpa menyadari bahwa Ia telah turun di atas “awan putih” (awan yang adalah Roh-Nya, perkataan-Nya, dan seluruh watak-Nya, serta seluruh keberadaan-Nya), dan kini Ia berada di antara sekelompok pemenang yang akan dibentuk-Nya pada akhir zaman. Manusia tidak mengetahui hal ini: Walaupun Yesus, Juruselamat yang kudus itu, penuh kasih sayang dan mengasihi manusia, bagaimana mungkin Ia bekerja dalam “bait” yang didiami oleh roh-roh yang cemar dan najis? Meskipun manusia sedang menantikan kedatangan-Nya, bagaimana mungkin Ia menampakkan diri kepada orang-orang yang memakan daging orang yang tidak benar, meminum darah orang yang tidak benar, mengenakan pakaian orang yang tidak benar, yang percaya kepada-Nya, tetapi tidak mengenal-Nya, dan yang selalu menuntut-Nya? Manusia hanya mengetahui bahwa Yesus sang Juruselamat itu penuh kasih dan belas kasihan, dan Ia adalah korban penghapus dosa yang penuh penebusan. Akan tetapi, manusia tidak tahu bahwa Ia juga adalah Tuhan itu sendiri, yang sangat penuh dengan kebenaran, kemegahan, murka, dan penghakiman, memiliki otoritas serta penuh dengan kehormatan. Oleh karena itu, meskipun manusia sungguh-sungguh mendambakan dan menginginkan kedatangan kembali sang Penebus, dan meskipun Surga tergerak oleh doa-doa manusia, Yesus sang Juruselamat tidak menampakkan diri kepada mereka yang percaya kepada-Nya tetapi yang tidak mengenal-Nya.

Dikutip dari “Juruselamat Telah Datang Kembali di Atas ‘Awan Putih'”

Pada akhir dari Zaman Kasih Karunia, zaman terakhir telah tiba dan Yesus telah datang. Bagaimana mungkin Dia masih disebut Yesus? Bagaimana mungkin Dia masih mengenakan bentuk tubuh Yesus di tengah-tengah manusia? Apakah engkau sudah lupa bahwa Yesus tidak lebih dari gambaran seorang Nazaret? Sudah lupakah engkau bahwa Yesus hanya Penebus umat manusia? Bagaimana mungkin Dia melakukan pekerjaan penaklukan dan penyempurnaan manusia di akhir zaman? Yesus naik suatu awan putih ketika pergi merupakan fakta, tetapi bagaimana mungkin Dia kembali ke tengah-tengah manusia dengan cara yang sama dan tetap disebut Yesus? Jikalau benar Dia sudah datang di atas awan, bagaimana mungkin manusia tidak mengenal-Nya? Bukankah semua orang di seluruh dunia akan mengenal-Nya? Dalam hal itu, bukankah hanya Yesus saja yang adalah Tuhan? Dalam hal itu, gambar Tuhan akan menjadi penampakan badani seorang Yahudi, dan terlebih lagi, akan serupa seperti itu untuk selamanya. Yesus berkata bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, tetapi apakah engkau tahu betul makna perkataan-Nya yang sesungguhnya? Mungkinkah Dia telah mengatakan maknanya kepada kelompokmu ini? Engkau memang tahu bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, yakni menaiki suatu awan, tetapi apakah engkau tahu persis bagaimana Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya? Jika engkau betul-betul dapat mengerti, bagaimana perkataan Yesus dijelaskan? Dia berkata: Kapan Anak Manusia datang pada akhir zaman, Dia sendiri tidak tahu, para malaikat tidak tahu, para utusan di surga tidak tahu, apalagi manusia. Hanya Bapa sendiri, yaitu, hanya Roh yang tahu. Bahkan Anak Manusia sendiri pun tidak mengetahuinya, tetapi engkau malah dapat melihat dan mengetahuinya? Jika engkau mampu mengetahui dan melihat dengan matamu sendiri, bukankah sia-sia saja ucapan tersebut? Dan apa yang dikatakan Yesus saat itu? “Tetapi mengenai hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, tidak juga malaikat di surga, hanya Bapa-Ku yang di surga yang tahu. Tetapi sama seperti pada zaman Nuh, begitu juga saat kedatangan Anak Manusia. … Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga.” Anak Manusia pun tidak tahu kapan hari itu tiba. Anak Manusia mengacu pada daging inkarnasi Tuhan, seorang manusia yang normal dan biasa. Bahkan Anak Manusia sendiri tidak tahu, jadi bagaimana mungkin engkau tahu? Yesus berkata bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi. Dapatkah Dia memberitahukan kepadamu lebih dahulu tentang kapan Dia datang, padahal Dia sendiri pun tidak tahu? Apakah engkau mampu melihat kedatangan-Nya? Apakah ini bukan lelucon?

Dikutip dari “Visi Pekerjaan Tuhan (3)”

Tuhan berinkarnasi di daratan Tiongkok, yang disebut oleh rekan-rekan sebangsa di Hong Kong dan Taiwan sebagai daerah pedalaman. Ketika Tuhan datang dari atas ke bumi, tidak seorang pun di surga dan bumi mengetahui tentang hal itu, karena inilah arti yang sesungguhnya dari Tuhan yang datang kembali secara tersembunyi. Dia telah bekerja dan hidup sebagai manusia untuk waktu yang lama, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang hal itu. Bahkan sampai hari ini, tidak seorang pun mengenali-Nya. Mungkin ini akan tetap menjadi teka-teki yang abadi. Kedatangan Tuhan sebagai manusia kali ini bukanlah sesuatu yang bisa disadari oleh siapa saja. Tidak peduli seberapa besar dan kuatnya pekerjaan Roh, Tuhan selalu tetap tenang, tidak pernah menunjukkan perasaan-Nya yang tersembunyi. Orang bisa saja mengatakan seolah-olah tahap pekerjaan-Nya ini sedang berlangsung di alam surgawi. Meskipun hal itu sangat jelas bagi semua orang, tidak seorang pun mengenalinya. Ketika Tuhan menyelesaikan tahap pekerjaan-Nya ini, semua orang akan terbangun dari mimpi panjang mereka dan mengubah sikap mereka di masa lalu.[1] Aku ingat Tuhan pernah berkata: “Mengambil rupa seorang manusia kali ini seperti jatuh ke dalam sarang harimau.” Artinya adalah karena tahap pekerjaan Tuhan ini membuat Tuhan harus mengambil rupa seorang manusia dan dilahirkan di tempat tinggal si naga merah yang sangat besar, kedatangan-Nya ke bumi kali ini disertai dengan bahaya yang jauh lebih besar lagi. Yang dihadapi-Nya adalah pisau, senapan, dan pentungan; yang dihadapi-Nya adalah pencobaan; yang dihadapi-Nya adalah orang banyak bertampang pembunuh. Dia berisiko terbunuh kapan saja. Tuhan memang datang dengan murka. Namun, Dia datang untuk melakukan pekerjaan penyempurnaan, yang berarti melakukan bagian kedua dari pekerjaan-Nya yang merupakan kelanjutan dari pekerjaan penebusan. Demi tahap pekerjaan-Nya ini, Tuhan telah mencurahkan pikiran dan perhatian sepenuhnya dan menggunakan segala cara yang mungkin untuk menghindari serangan pencobaan, menyembunyikan diri-Nya dengan rendah hati dan tidak pernah memamerkan jati diri-Nya. Ketika menyelamatkan manusia dari salib, Yesus hanya menyelesaikan pekerjaan penebusan; Dia tidak melakukan pekerjaan penyempurnaan. Jadi hanya separuh dari pekerjaan Tuhan yang dilakukan, dan menyelesaikan pekerjaan penebusan hanyalah separuh dari seluruh rencana-Nya. Ketika zaman baru akan segera dimulai dan yang lama mulai memudar, Bapa mulai mempertimbangkan bagian kedua dari pekerjaan-Nya dan mulai mempersiapkannya. Di masa lalu, inkarnasi pada akhir zaman ini mungkin belum dinubuatkan, oleh karenanya hal itu meletakkan landasan bagi semakin besarnya kerahasiaan yang melingkupi kedatangan Tuhan dalam rupa manusia pada saat ini. Pada waktu fajar menyingsing, tanpa sepengetahuan siapa pun, Tuhan datang ke bumi dan memulai kehidupan-Nya dalam rupa manusia. Manusia tidak menyadari momen ini. Mungkin mereka semua sedang tertidur pulas, mungkin banyak yang terjaga dengan waspada sambil menunggu, dan mungkin banyak yang sedang berdoa dalam hati kepada Tuhan yang di surga. Namun di antara sekian banyak orang ini, tidak seorang pun mengetahui bahwa Tuhan telah tiba di bumi. Tuhan bekerja dengan cara ini agar lebih lancar melakukan pekerjaan-Nya dan mencapai hasil yang lebih baik, dan hal itu juga dimaksudkan untuk menghindari lebih banyak pencobaan. Ketika aktivitas tidur manusia di musim semi berakhir, pekerjaan Tuhan telah lama selesai dan Dia akan pergi, mengakhiri kehidupan pengembaraan dan masa tinggal-Nya yang singkat di bumi. Karena pekerjaan Tuhan mengharuskan agar Tuhan bertindak dan berbicara secara pribadi, dan karena tidak mungkin bagi manusia untuk membantu, Tuhan telah menanggung rasa sakit yang luar biasa untuk datang ke bumi dan melakukan pekerjaan itu sendiri. Manusia tidak mampu menggantikan pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menanggung risiko bahaya ribuan kali lebih besar daripada orang-orang di zaman Kasih Karunia untuk turun ke tempat kediaman si naga merah yang sangat besar demi melakukan pekerjaan-Nya sendiri, demi mencurahkan seluruh pemikiran dan perhatian-Nya dalam menebus sekelompok yang tidak berkualitas ini, menebus sekelompok orang yang telah terjerumus dalam kubangan kotoran ini. Meski tidak seorang pun mengetahui keberadaan Tuhan, Tuhan tidak merasa terusik karena hal itu sangat menguntungkan pekerjaan Tuhan. Semua manusia itu sangat jahat, jadi bagaimana manusia bisa menolerir keberadaan Tuhan? Itulah mengapa di bumi Tuhan selalu berdiam diri. Tidak peduli betapa pun kejamnya manusia, Tuhan tidak pernah mengambil hati, melainkan terus melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan-Nya untuk memenuhi amanat lebih besar yang diberikan Bapa surgawi kepada-Nya.

Dikutip dari “Pekerjaan dan Jalan Masuk (4)”

Catatan kaki:

1. “Mengubah sikap mereka di masa lalu” mengacu pada bagaimana konsep dan pandangan manusia tentang Tuhan berubah setelah mereka mengenal Tuhan.

Tuhan yang menjadi daging hanya memanisfestasikan diri-Nya sendiri kepada sejumlah orang yang mengikuti-Nya selama periode ini, saat Ia secara pribadi melakukan pekerjaan-Nya, dan bukan kepada semua makhluk. Ia menjadi daging hanya untuk menyelesaikan satu tahap pekerjaan-Nya, dan bukan untuk menunjukkan gambar diri-Nya kepada manusia. Namun, pekerjaan-Nya itu harus dilakukan oleh diri-Nya sendiri, dengan demikian perlu bagi Dia untuk melakukannya di dalam daging. Ketika pekerjaan ini selesai, Ia akan pergi meninggalkan dunia manusia. Ia tidak dapat tinggal selama jangka waktu yang panjang di antara umat manusia karena takut menghalangi pekerjaan yang akan datang. Yang Ia manifestasikan kepada orang banyak hanyalah watak-Nya yang benar dan seluruh perbuatan-Nya, dan bukan gambar tubuh-Nya ketika Ia dua kali menjadi daging, karena gambar Tuhan hanya dapat diperlihatkan melalui watak-Nya dan tidak dapat digantikan oleh gambar daging inkarnasi-Nya. Gambar daging-Nya hanya diperlihatkan kepada sejumlah orang yang terbatas, hanya kepada mereka yang mengikuti-Nya tatkala Ia bekerja dalam daging. Inilah sebabnya pekerjaan yang dilakukan sekarang ini dilakukan secara rahasia. Dengan cara yang sama, Yesus hanya memperlihatkan diri-Nya kepada orang Yahudi ketika Ia melakukan pekerjaan-Nya, dan tidak pernah secara terbuka memperlihatkan diri-Nya kepada bangsa lain mana pun. Dengan demikian, begitu Ia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya, Ia segera pergi meninggalkan manusia dan tidak tetap tinggal. Sesudahnya, bukan Dia, gambar manusia ini, yang memperlihatkan diri-Nya kepada manusia, melainkan Roh Kudus yang melakukan pekerjaan secara langsung. Begitu pekerjaan Tuhan yang menjadi daging sepenuhnya selesai, Ia pergi meninggalkan dunia fana, dan tidak pernah lagi melakukan pekerjaan yang sama dengan apa yang Ia lakukan ketika Ia berada dalam daging. Setelah ini, semua pekerjaan dikerjakan secara langsung oleh Roh Kudus. Selama periode ini, manusia hampir tidak dapat melihat gambar dari tubuh daging-Nya. Ia sama sekali tidak memperlihatkan diri-Nya kepada manusia, tetapi tetap tersembunyi untuk selamanya. Waktu bagi pekerjaan Tuhan yang menjadi daging terbatas. Pekerjaan itu dilakukan di zaman, periode, dan bangsa tertentu, dan di antara orang-orang tertentu. Pekerjaan ini hanya merepresentasikan pekerjaan selama periode inkarnasi Tuhan, dan khusus untuk zaman itu. Pekerjaan itu merepresentasikan pekerjaan Roh Tuhan di zaman tertentu, dan bukan keseluruhan pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, gambar Tuhan yang menjadi daging tidak akan diperlihatkan kepada semua bangsa. Apa yang diperlihatkan kepada orang banyak adalah kebenaran Tuhan dan watak-Nya secara keseluruhan, bukan gambar-Nya ketika Ia dua kali menjadi daging. Bukan hanya satu gambar diri yang tidak diperlihatkan kepada manusia, tetapi kedua gambar diri. Oleh karena itu, sangat penting bahwa daging inkarnasi Tuhan harus meninggalkan bumi setelah menyelesaikan pekerjaan yang perlu Ia lakukan, karena Ia datang hanya untuk melakukan pekerjaan yang harus Ia lakukan, dan bukan untuk memperlihatkan gambar diri-Nya kepada manusia. Walaupun makna penting inkarnasi telah digenapi oleh Tuhan dengan dua kali menjadi daging, Ia tetap tidak akan secara terbuka memanifestasikan diri-Nya kepada bangsa mana pun yang belum pernah melihat-Nya. Yesus tidak akan pernah lagi memperlihatkan diri-Nya kepada orang Yahudi sebagai Surya Kebenaran, juga tidak akan mendaki Bukit Zaitun dan menampakkan diri kepada semua suku bangsa. Semua yang orang Yahudi lihat adalah potret Yesus selama waktu-Nya di Yudea. Ini karena pekerjaan Yesus dalam inkarnasi-Nya berakhir dua ribu tahun yang lalu. Ia tidak akan kembali ke Yudea dalam gambar diri sebagai orang Yahudi, apalagi memperlihatkan diri-Nya dalam gambar-Nya selama waktu-Nya di Yudea kepada bangsa non-Yahudi mana pun, karena gambar Yesus menjadi daging hanyalah gambar seorang Yahudi, dan bukan gambar Anak manusia yang Yohanes lihat. Meskipun Yesus berjanji kepada para pengikut-Nya bahwa Ia akan datang kembali, Ia tidak akan memperlihatkan diri-Nya dalam gambar seorang Yahudi kepada semua orang di negara-negara non-Yahudi. Engkau semua harus tahu bahwa pekerjaan Tuhan yang menjadi daging adalah membuka zaman. Pekerjaan ini terbatas untuk beberapa tahun saja, dan Ia tidak dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan Roh Tuhan. Dengan cara yang sama, gambar Yesus sebagai orang Yahudi hanya dapat merepresentasikan gambar Tuhan saat Ia bekerja di Yudea, dan Ia hanya dapat melakukan pekerjaan penyaliban. Selama periode Yesus berada dalam daging, Ia tidak dapat melakukan pekerjaan mengakhiri zaman atau menghancurkan umat manusia. Oleh karena itu, setelah Ia selesai disalibkan dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, Ia naik ke tempat tinggi dan selamanya menyembunyikan diri-Nya dari manusia. Sejak saat itu, orang-orang percaya yang setia dari bangsa-bangsa non-Yahudi tidak dapat melihat manifestasi Tuhan Yesus, tetapi hanya potret diri-Nya yang mereka tempelkan di dinding. Potret ini hanya gambar yang dibuat manusia, dan bukan gambar yang Tuhan sendiri perlihatkan kepada manusia. Tuhan tidak akan secara terbuka memperlihatkan diri-Nya kepada orang banyak di dalam gambar ketika Ia dua kali menjadi daging. Pekerjaan yang Ia lakukan di antara umat manusia adalah untuk memungkinkan mereka memahami watak-Nya. Semua ini diperlihatkan kepada manusia melalui pekerjaan di zaman yang berbeda. Ini dicapai melalui watak yang telah Ia perlihatkan dan pekerjaan yang telah Ia lakukan, bukan melalui manifestasi Yesus. Artinya, gambar Tuhan diperlihatkan kepada manusia bukan melalui gambar inkarnasi, tetapi melalui pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi yang memiliki baik gambar maupun bentuk. Melalui pekerjaan-Nya, gambar diri-Nya dan watak-Nya diperlihatkan. Inilah makna penting pekerjaan yang Ia ingin lakukan dalam daging.

Begitu pekerjaan kedua inkarnasi Tuhan berakhir, Ia akan mulai memperlihatkan watak-Nya yang benar kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, yang memungkinkan orang banyak untuk melihat gambar-Nya. Ia akan memanifestasikan watak-Nya dan melalui cara ini membuat kesudahan kategori manusia yang berbeda menjadi jelas, dengan demikian mengakhiri zaman yang lama sepenuhnya. Alasan mengapa pekerjaan-Nya dalam daging tidak melebar ke lingkup yang lebih luas (sama seperti Yesus hanya bekerja di Yudea, and sekarang Aku hanya bekerja di antara engkau semua) adalah karena pekerjaan-Nya dalam daging memiliki batas-batas dan keterbatasan. Ia hanya melakukan pekerjaan jangka pendek di dalam gambar diri seorang manusia yang normal dan biasa. Ia tidak menggunakan daging inkarnasi ini untuk melakukan pekerjaan kekekalan atau pekerjaan menampakkan diri kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Pekerjaan dalam daging hanya dapat dilakukan dalam lingkup yang terbatas (seperti bekerja hanya di Yudea atau hanya di antara engkau semua), dan kemudian, melalui pekerjaan yang dilakukan dalam batas-batas inilah, ruang lingkupnya dapat kemudian diperluas. Tentu saja, pekerjaan perluasan dilakukan secara langsung oleh Roh-Nya dan bukan lagi merupakan pekerjaan daging inkarnasi-Nya. Karena pekerjaan dalam daging memiliki batas-batas dan tidak meluas ke semua sudut alam semesta─karena ini, maka perluasan tidak dapat dicapai. Melalui pekerjaan dalam daging, Roh-Nya melakukan pekerjaan selanjutnya. Oleh karena itu, pekerjaan yang dilakukan dalam daging bersifat perdana yang dilakukan dalam batas-batas tertentu. Setelah ini, Roh-Nyalah yang akan melanjutkan pekerjaan ini, dan melakukannya dalam lingkup yang diperluas.

Dikutip dari “Misteri Inkarnasi (2)”

Aku berkata kepada engkau sekalian, mereka yang percaya kepada Tuhan karena mengikuti tanda-tanda pasti tergolong sebagai orang-orang yang akan mengalami kehancuran. Mereka yang tidak mampu menerima perkataan Yesus yang telah kembali menjadi daging pastilah keturunan neraka, keturunan penghulu malaikat, golongan yang akan mengalami kehancuran kekal. Mungkin banyak orang tidak peduli dengan apa yang Aku katakan, tetapi Aku tetap ingin memberi tahu setiap orang yang disebut orang suci yang mengikuti Yesus bahwa, ketika engkau sekalian melihat Yesus turun dari surga di atas awan putih dengan matamu sendiri, itu akan menjadi penampakan terbuka dari Sang Matahari kebenaran. Barangkali itu akan menjadi saat yang sangat menyenangkan bagimu, tetapi ketahuilah bahwa saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itulah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itu akan menjadi saat berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan dan menjadi saat ketika Tuhan memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Penghakiman Tuhan akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, ketika hanya ada pengungkapan kebenaran. Mereka yang menerima kebenaran dan tidak mencari tanda-tanda, sehingga mereka disucikan, akan kembali ke hadapan takhta Tuhan dan masuk ke dalam pelukan Sang Pencipta. Hanya mereka yang bersikeras percaya bahwa “Yesus yang tidak datang kembali di atas awan putih adalah Kristus palsu” akan menerima hukuman abadi, karena mereka hanya percaya kepada Yesus yang menunjukkan tanda-tanda, tetapi tidak mengakui Yesus yang mengumumkan penghakiman yang berat dan menunjukkan jalan kehidupan yang sebenarnya. Jadi, hanya dengan cara itulah Yesus menangani mereka pada saat Ia secara terbuka datang kembali di atas awan putih. Mereka terlalu keras kepala, terlalu percaya diri, terlalu sombong. Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak berakhlak itu bisa diberi upah oleh Yesus? Kedatangan Yesus kembali adalah keselamatan besar bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, tetapi bagi mereka yang tidak dapat menerima kebenaran, itu adalah tanda penghukuman.

Dikutip dari “Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Roh Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru”

Tanya Jawab Mengenai Injil:

Jika Tuhan sudah datang kembali, pasti Dia turun dalam kemuliaan dahsyat di awan-awan. Di samping itu, langit dan bumi pasti guncang, matahari dan bulan pun berhenti bersinar. Sejauh ini, peristiwa itu belum terjadi, jadi bagaimana mungkin mereka mengatakan Tuhan sudah datang kembali?

Tinggalkan komentar