Apa yang Harus Kuperbuat Setelah Suamiku Berselingkuh? (Bagian 2)

Oleh Shiji

Pengkhianatan Suamiku Berasal Dari Tren Jahat Masyarakat

Selama hari-hari berikutnya, aku sering menghadiri pertemuan ibadah dengan saudara-saudariku, dan kami membaca firman Tuhan, menyanyikan lagu-lagu pujian dan menari memuji Tuhan. Perlahan-lahan, suasana hatiku yang tertekan menjadi sangat ringan. Tetapi setiap kali memikirkan bagaimana suamiku telah mengkhianatiku, aku masih merasakan denyut kepedihan samar-samar dalam hatiku. Baru kemudian, ketika aku membaca firman Tuhan, aku mengerti mengapa suamiku tersesat, dan aku juga mengerti akar penyebab rasa sakitku.

Apa yang Harus Kuperbuat Setelah Suamiku Berselingkuh? (Bagian 1)

Suatu hari, aku membaca kata-kata ini dalam Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VI: “Ketika timbul sebuah tren yang baru, mungkin hanya sejumlah kecil orang yang akan menjadi pelopor dari tren itu. Mereka mulai melakukan hal tertentu, menerima ide atau pandangan tertentu. Namun, di tengah ketidaksadaran mereka, sebagian besar orang masih terus terjangkit, terserap, dan tertarik oleh tren semacam ini, hingga mereka semua dengan rela menerimanya, dan semuanya tenggelam di dalamnya serta dikendalikan olehnya. Bagi manusia yang tidak memiliki tubuh dan pikiran yang sehat, yang tidak pernah mengetahui apa itu kebenaran, yang tidak dapat membedakan antara hal yang positif dan negatif, tren-tren semacam ini satu demi satu membuat mereka semua bersedia menerima tren-tren ini, pandangan hidup dan nilai-nilai yang berasal dari Iblis ini. Mereka menerima apa yang Iblis katakan kepada mereka tentang bagaimana menjalani kehidupan dan cara hidup yang Iblis “anugerahkan” kepada mereka. Mereka tidak memiliki kekuatan, mereka juga tidak memiliki kemampuan, apalagi kesadaran untuk menolak.” “Iblis memusnahkan apa dari manusia? (Pikiran mereka, seluruh keberadaan mereka.) Iblis memusnahkan pikiranmu, membuatmu tidak berdaya untuk menentang, yang berarti bahwa dengan sangat perlahan hatimu berpaling kepada Iblis dan bukan kepada dirimu sendiri. Ia menanamkan hal-hal ini di dalam dirimu setiap hari dengan menggunakan gagasan dan budaya untuk memengaruhi dan mengasuhmu, secara sangat perlahan merusak kehendakmu, membuatmu tidak ingin lagi menjadi orang baik, membuatmu tidak ingin lagi membela apa yang engkau sebut kebenaran. Tanpa disadari, engkau tidak lagi memiliki tekad untuk berenang ke hulu melawan arus, tetapi malah mengalir ke bawah bersama arus itu. “Penghancuran” berarti Iblis menganiaya manusia dengan luar biasa sehingga mereka menjadi bukan seperti manusia maupun hantu, kemudian ia merebut kesempatan untuk melahap mereka.”

Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa suamiku telah tersesat karena dia telah ditipu dan dirusak oleh tren jahat yang dipicu oleh Iblis. Aku ingat betapa bersyukurnya suamiku ketika dia melihat berapa banyak yang telah kulakukan untuknya, dan betapa rajin dan tekunnya dia bekerja setelah lulus untuk menebusnya bagiku, dan bagaimana dia berjuang dan bekerja keras agar kami dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan. Tetapi sejak dia terjun ke dalam dunia bisnis dan mulai menjadi ternama, satu-satunya orang yang pernah bergaul dengannya adalah para manajer perusahaan dan selebriti. Dia sering pergi ke tempat-tempat hiburan seperti bar karaoke, klub malam dan sauna dan, di bawah pengaruh orang-orang dan hal-hal ini, tanpa sadar dia mulai menerima berbagai gagasan jahat seperti “Bendera merah di rumah tidak turun, bendera berwarna di luar berkibar tertiup angin,” “Tanpa seorang wanita di sisinya, seorang pria tidak punya semangat hidup,” “Jangan meminta keabadian, berbahagialah dengan masa sekarang,” dan “Mengejar wanita cantik adalah cara yang layak untuk hidup.” Dia percaya bahwa sudah sewajarnya dan normal bagi seorang pria untuk memiliki wanita lain di sisinya, mempertahankan wanita itu dan memiliki anak-anak bersamanya, bahwa ini adalah ungkapan kejantanan dan kecakapan, sehingga ia pun mengikuti tren jahat ini dan mulai berselingkuh tanpa keraguan. Menjadi terkikis dan dihancurkan oleh gagasan jahat ini, pemikiran suamiku menjadi bengkok, dan ia berubah dari yang tadinya memiliki hati nurani menjadi sepenuhnya mengabaikan tanggung jawab dan moralitas, dan ia menjadi pria yang tidak berperasaan, tidak tahu berterima kasih, dan tidak setia. Dia hanya peduli tentang bagaimana memuaskan nafsu jasmaninya sendiri dan sama sekali tidak memikirkan perasaanku atau bagaimana tindakannya itu akan membahayakan putra kami. Dia juga melakukan tindakan ini sedemikian rupa sehingga, demi bersama wanita lain, dia menekan aku berulang kali supaya menandatangani surat cerai dan dia benar-benar kehilangan seluruh hati nurani dan nalarnya. Dia menjadi makin kotor, jahat dan merosot, dan bukankah semua ini buah dari dirusak dan dilukai oleh Iblis? Kemudian aku memikirkan tentang masyarakat modern. Di bawah dampak ganas dan serbuan tren jahat, banyak suami dan istri yang sebelumnya sangat mencintai telah berpisah karena salah satu dari mereka berselingkuh, dan ini telah menyebabkan pecahnya banyak keluarga bahagia. Ada juga banyak orang yang membalas dendam pada wanita yang telah terlibat perselingkuhan dengan pasangan mereka, dan kasus pencemaran nama baik serta pembunuhan adalah hal biasa. Terlebih lagi, ada banyak anak yang tadinya riang dan bahagia, tetapi sekarang menderita depresi karena orang tua mereka bercerai, dan beberapa anak putus sekolah dan memilih menjalani kehidupan yang bejat. Ini hanyalah beberapa efek dari tren sosial yang jahat. Saat itu, aku melihat bahwa cara-cara yang digunakan Iblis untuk merusak dan menyakiti orang-orang itu mustahil untuk diwaspadai. Iblis menggunakan opini dan ide yang keliru ini untuk menanamkan pandangan jahatnya secara halus di dalam hati kita. Tanpa kebenaran, kita sebagai manusia tidak dapat membedakan yang baik dari yang jahat, keindahan dari keburukan, dan hal-hal positif dari hal-hal negatif. Kita benar-benar tidak dapat menahan serangan yang dibuat oleh tren jahat ini dan, sedikit demi sedikit, kehilangan kemanusiaan, nalar, martabat dan integritas kita, dan akhirnya kita akan disakiti dan dilahap oleh Iblis—Iblis benar-benar begitu jahat dan kejam! Setelah memahami hal-hal ini, aku tahu bahwa suamiku juga menjadi korban racun dari tren jahat ini. Aku juga sudah mendengar bahwa dia dan wanita lain itu berpisah hanya beberapa saat setelah perceraian kami. Karena mereka berselingkuh pada mulanya hanya demi memuaskan kebutuhan mereka sendiri, perceraian suamiku yang kedua berakhir dengan menyedihkan. Fakta ini memampukanku melihat jauh lebih jelas bahwa Iblis adalah sumber dari segala kejahatan, dan bahwa ia adalah akar dari semua penderitaan kita.

Belakangan, pada sebuah pertemuan ibadah, aku membaca firman Tuhan ini: “Ada enam cara utama yang Iblis gunakan untuk merusak manusia …. Yang ketiga adalah indoktrinasi yang kuat. Indoktrinasi yang kuat tentang apa? Apakah indoktrinasi yang kuat dilakukan oleh pilihan manusia sendiri? Apakah itu dilakukan dengan persetujuan manusia? (Tidak.) Tidak masalah jika engkau tidak menyetujui hal itu. Tanpa kausadari, indoktrinasi itu tercurah ke dalam dirimu, dan menanamkan dalam benakmu pikiran, aturan hidup, dan hakikat Iblis …. Yang kelima adalah tipu muslihat dan melumpuhkan. ‘Tipu muslihat dan melumpuhkan’ berarti Iblis menyusun beberapa pernyataan dan gagasan yang terdengar manis serta selaras dengan pandangan manusia untuk membuat seolah-olah ia sedang mempertimbangkan kedagingan manusia atau memikirkan tentang kehidupan dan masa depan mereka, padahal sesungguhnya itu hanyalah untuk membodohimu. Kemudian ia melumpuhkanmu sehingga engkau tidak tahu apa yang benar dan apa yang salah, sehingga engkau tanpa sadar tertipu dan dengan demikian berada di bawah pengendaliannya” (“Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VI”).

Ketika aku merenungkan firman Tuhan, segalanya tiba-tiba menjadi jelas. Ternyata aku juga telah ditipu oleh gagasan-gagasan Iblis yang keliru. Iblis telah menggunakan novel roman dan segala macam sinetron romantis untuk mencekoki aku dengan pandangan tentang cinta seperti “cinta adalah yang terpenting” dan “sampai maut memisahkan kita” yang membuat aku sedemikian gigih mengejar pernikahan bahagia yang sempurna, sehingga aku bisa menjadi seperti tokoh protagonis wanita dalam novel-novel itu dan membagikan hidupku dengan kesatria di atas kuda putih yang kubayangkan dalam hatiku, dan menua bersamanya. Ketika bertemu dengan suamiku, aku yakin bahwa dia adalah kesatria di atas kuda putih yang sangat kuidam-idamkan, dan bermimpi bahwa aku akan menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Demi mencapai tujuan itu, aku menggunakan segenap kekuatanku demi mendapatkan uang untuk memasukkannya ke perguruan tinggi dan, setelah dia mengkhianatiku, aku masih berpegang teguh pada gagasan bahwa “cinta adalah yang terpenting,” tanpa mau menghadapi kenyataan dan bahkan ingin membangkitkan kembali hati nuraninya melalui kematianku sendiri. Akan tetapi, ketidakpedulian dan kekejaman suamiku segera mengubah hatiku menjadi es dan aku benar-benar putus asa. Aku mengalami depresi setiap hari, semangatku hampir hancur, dan aku hidup seperti mayat berjalan. Dalam analisis terakhir, kepedihanku tetap berasal dari kerusakan oleh Iblis; dialah yang mengarang segala macam kisah cinta yang indah untuk menipuku, dan Iblis membuatku mengejar semua itu sampai akhirnya aku menderita begitu banyak kemalangan dan kepedihan. Baru sekarang aku melihat betapa aku telah sangat tertipu oleh pandangan Iblis yang keliru! Setelah pemahaman ini, aku memutuskan untuk tidak lagi terluka oleh pengkhianatan suamiku, tetapi dengan tenang menghadapi pernikahanku yang sudah berakhir sekarang, melepaskan kebencian yang kusimpan dalam hatiku, serta hidup bahagia dan bebas.

Aku Mengenang Kasih Tuhan Dengan Rasa Syukur dan Ingin Mengikuti-Nya Sampai Akhir

Belakangan, ketika melakukan saat teduhku, aku membaca firman Tuhan ini: “Setiap saat Iblis merusak manusia atau menimbulkan bahaya yang tak terkendali, Tuhan tidak berdiam diri saja, demikian pula Dia tidak mengesampingkan atau menutup mata terhadap orang-orang yang telah dipilih-Nya. Semua yang Iblis lakukan sangat jelas dan dipahami oleh Tuhan. Tidak peduli apa pun yang Iblis lakukan, tidak peduli ia menyebabkan munculnya tren apa, Tuhan tahu semua yang Iblis sedang coba untuk lakukan, dan Tuhan tidak menyerahkan mereka yang telah dipilih-Nya. Sebaliknya, tanpa menarik perhatian, secara tenang dan diam-diam, Tuhan melakukan segala sesuatu yang diperlukan …. Dia melakukan banyak hal bagi manusia dan dengan pengorbanan yang besar; manusia tidak merasakan pengorbanan atau pun hal-hal yang Tuhan lakukan ini sedikit pun. Namun, segala yang Dia lakukan dalam kenyataannya diperbuat-Nya bagi setiap orang” (“Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VI”). “Jadi, apa tepatnya yang Tuhan berikan kepada manusia? Apakah Dia hanya memberimu sedikit perhatian, kepedulian, dan pertimbangan ketika engkau tidak memperhatikan? Apa yang telah Tuhan berikan kepada manusia? Tuhan telah memberikan kehidupan kepada manusia, memberi manusia segalanya, dan memberikan karunia kepada manusia tanpa syarat tanpa menuntut apa pun, tanpa niat tersembunyi. Dia menggunakan kebenaran, menggunakan firman-Nya, menggunakan hidup-Nya untuk memimpin dan membimbing manusia, membawa manusia menjauh dari bahaya Iblis, jauh dari godaan Iblis, jauh dari rayuan Iblis, dan membuat manusia dapat melihat dengan jelas sifat jahat Iblis dan wajahnya yang menyeramkan. Apakah kasih dan perhatian Tuhan kepada umat manusia itu benar? Apakah itu sesuatu yang dapat engkau semua alami? (Ya.)” (Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV”).

Apa yang Harus Kuperbuat Setelah Suamiku Berselingkuh? (Bagian 1)

Firman Tuhan sekali lagi membuatku menangis. Aku mengerti bahwa setiap kali Iblis membangkitkan tren jahat, Tuhan memahami dengan tepat maksud jahatnya untuk merusak dan menyakiti manusia, Dia tahu betapa kejam cara-cara yang Iblis gunakan untuk menyakiti manusia, dan Dia tahu segala kelemahan kita. Agar kita dapat menjauhkan diri dari bahaya yang disebabkan oleh Iblis dan membedakan semua bujuk rayu dan pencobaan Iblis, Tuhan diam-diam melakukan banyak pekerjaan melalui kita. Dia memilih kita untuk datang ke hadapan-Nya, memakai firman-Nya untuk menerangi dan membimbing kita, memampukan kita untuk memahami kebenaran dan melihat kejahatan dan keburukan Iblis serta motif-motif kejinya. Tuhan memakai firman-Nya untuk memampukan kita perlahan-lahan menjauh dari kerusakan dan bujuk rayu Iblis, sehingga kita tidak lagi disakiti olehnya. Merenungkan kembali hidupku, jika bukan karena keselamatan Tuhan yang tepat pada waktunya, aku khawatir kalau aku akan menjadi makin terperosok dalam kepedihan, tak lama lagi aku akan didiagnosis menderita depresi klinis karena begitu murung setiap hari, dan tentu akan berakhir dengan disakiti dan dilahap oleh Iblis. Syukur atas keselamatan Tuhan yang tepat pada waktunya, dan aku bersyukur kepada Tuhan karena menghibur aku melalui firman-Nya dan memampukan aku untuk menemukan penopang dan merasakan kehangatan di tengah-tengah kesendirian dan keputusasaanku. Terlebih lagi, firman Tuhanlah yang telah menuntun dan membimbingku sehingga akhirnya memahami sumber dari semua kepedihanku dan meninggalkan rasa sakit itu.

Setelah mengalami kemalangan dalam pernikahanku, aku benar-benar menyadari bahwa cinta romantis itu tidak tulus, dan cinta “sampai maut memisahkan kita” bahkan lebih merupakan mimpi yang tidak nyata. Dengan bergantung pada gagasan dan pandangan Iblis dalam pencarian kita akan cinta yang sempurna, akhirnya kita dikuasai dan ditipu oleh Iblis, dan hidup kita menjadi makin menyakitkan. Hanya dengan datang ke hadapan Tuhan, membaca firman-Nya dan mengejar kebenaran dengan sungguh-sungguh, memahami semua tipu daya Iblis, membebaskan diri kita dari gagasan-gagasan Iblis yang keliru, dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan dalam segala hal, kita dapat mencapai kedamaian, kebahagiaan dan kebebasan sejati. Bahwa hari ini aku bisa memperoleh pembekalan kebenaran, ini lebih berharga dan lebih bernilai daripada hal duniawi yang mungkin kudapatkan. Saat ini, aku merasakan penghargaan yang mendalam atas kasih sejati Tuhan. Syukur kepada Tuhan! Mulai sekarang, aku ingin mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh dan melaksanakan tugasku dengan baik untuk membalas Tuhan atas keselamatan-Nya bagiku.

Tinggalkan komentar